KALEM

Kalem adalah suatu hal yang dilakukan dengan santai tetapi dapat terselesaikan dengan cepat.

AKU YAKIN

Karena keyakinan itu yang membuat diriku ini selalu semangat dan mengerti jalan hidup ini, serta yakin kepada kuasaNya

AKU BISA

Karena bisa itu terbiasa, dari keterbiasaan dari bawah kemudian perlahan naik, serta bisa melakukan yang terbaik di kehidupan

AKU SUKSES

Karena kesuksesan itu dibangun dari diri kita sendiri, yakin bahwa sukses itu karena orang lain, yakinlah pada dirimu sediri.

AKU YAKIN AKU BISA AKU SUKSES

Berangkat dari keyakinan itulah kita dapat terbiasa untuk bisa sukses.

Jumat, 31 Mei 2013

Indigofera Sp Sumber Protein dan Energi bagi Ternak

Semakin tingginya harga pakan tambahan seperti (polard, ampas, bekatul, jagung, dll) membuat biaya produksi dalam usaha peternakan ruminansia semakin membengkak.  Untuk Itu para peternak mulai mencari alternatif hijauan yang mempunyai kandungan sumber protein tinggi sehingga dapat menekan biaya pakan. Salah satu hijauan yang memiliki protein dengan sumber protein tinggi yaitu Indigofera Sp.
Indigofera Sp
Indigofera Sp adalah hijauan pakan jenis leguminosa pohon yang memiliki kualitas nutrisi yang tinggi. Tanaman Indigofera Sp tahan terhadap kekeringan, sehingga dapat menjadi sumber pakan pada musim kemarau. Tanaman Indigofera spicata adalah jenis leguminosa pohon yang selama ini belum dieksplorasi potensinya sebagai hijauan pakan ternak. Tanaman ini memiliki kandungan protein yang tinggi setara dengan alfalfa, kandungan mineral yang tinggi ideal bagi ternak perah, struktur serat yang baik dan nilai kecernaan yang tinggi bagi ternak ruminansia. 

Penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa produktivitas tanaman ini tergolong tinggi yaitu mencapai 30 ton bahan kering per ha per tahun dengan interval pemotongan 60 hari dan intensitas pemotongan 1,5 m di atas permukaan tanah. Dengan kandungan protein yang tinggi (21-24 %) disertai kandungan serat yang relatif rendah dan tingkat kecernaan yang tinggi (77%) tanaman ini sangat baik sebagai sumber hijauan baik sebagai pakan dasar maupun sebagai pakan suplemen sumber protein dan energi, terlebih untuk ternak dalam status produksi tinggi (laktasi, ternak mudapasca sapi). Tanaman Indigofera sp. Merupakan pakan ternak yang toleran terhadap kekeringan.


Daya produksi BK Kering 32 ton/Ha/tahun. Tanaman indigofera sp. Sebagai protein dan energi murah untuk meningkatkan produktivitas ternak. Karena toleran terhadap kekeringan, maka Indigofera spicata dapat dikembangkan di wilayah dengan iklim kering untuk mengatasi terbatasnya ketersediaan hijauan terutama selama musim kemarau. Keunggulan lain tanaman ini adalah kandungan tanninnya sangat rendah berkisar antara 0,6 – 1,4 ppm (jauh di bawah taraf yang dapat menimbulkan sifat anti nutrisi). Rendahnya kandungan tannin ini juga berdampak positif terhadap palatabilitasnya (disukai ternak).

Hasil penelitian menunjukan bahwa manajemen panen yang optimal ditinjau dari aspek produktivitas dan kualitas nutrisi adalah panen pertama dilakukan pada umur 8 bulan disertai dengan frekuensi panen setiap 60 hari dengan tinggi pemotongan 1,5 m diatas permukaan tanah. Produksi yang melimpah selama musim hujan dapat dipreservasi (diawetkan) dengan teknologi fermentasi (silase), sehingga dapat dimanfaatkan selama musim kemarau. Tanaman Indigofera Sp tahan terhadap kekeringan, sehingga dapat menjadi sumber pakan pada musim kemarau. 

Tarum (dari bahasa Sunda), nila, atau indigo (Indigofera, suku polong-polongan atau Fabaceae) merupakan tumbuhan penghasil warna biru alami. Orang Jawa menyebutnya sebagai tom

Masa panen Indigofera sp
1. Umur potong pertama : 8 bulan
2. Interval pemotongan : 60 – 90 hari
3. Tinggi pemotongan :1,0 – 1,5 meter dari permukaan tanah
4. Jumlah pemberian :1 – 2 kg/ ekor per hari

Berikut data kandungan nutrisi Indigofera Sp
No
Nutrisi
Komposisi
1
Bahan Kering
21, 97 %
2
Abu
6,41 %


3
Protein Kasar
24,17 %
4
NDF
54,24 %

5
ADF
44,69 %
6
Energi Kasar
4,038 kkal/kg






Karakteristik Morfologi dan produksi
No
Nutrisi
Komposisi
1
Bentuk Daun
Lonjong Memanjang
2
Warna Daun
Hijau


3
Lebar Daun
2,49 cm
4
Tinggi Tanaman
388 cm

5
Panjang Daun
6,93 cm
6
Rataan Produksi (daun)
697,95 g (36,43 %)

7
Rataan Produksi (batang)
1627 g( 63, 57 %)

8
Produksi Segar
52 ton / ha







Kecernaan Indigofera SP
No
Nutrisi
Capaian
1
Bahan Kering
59,98 %
2
Bahan Organik
61,62




Konsumsi dan Efisiensi Penggunaan Pakan
No
Nutrisi
Komposisi
1
Konsumsi Bahan Segar
1- 2 kg / ekor/ hari
2
Efisiensi Penggunaan
0,104 - 0, 105




Kamis, 30 Mei 2013

Kotoran Sapi Dibuat Pakan Ikan

http://www.trobos.com/images/artikel/April%202011/Andalan-Air-Laut---Pakan-Ke.gif

Kotoran sapi ternyata tidak hanya bisa diolah menjadi bio gas tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan. Seperti yang dipraktikkan di tambak milik Rio Albab, 22, di Kampung Kramat, Desa Pakuhaji, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten.

Dengan menggunakan bahan baku kotoran sapi, yang kemudian dicampur dengan kulit padi (sekam) dan serbuk kayu, ikan milik Rio dalam satu kali masa panen atau enam bulan bisa menjadi dua kali panen.

Bahkan, menggunakan pakan berbahan kotoran sapi ini membuat kondisi ikan lebih sehat dan lebih besar dibanding ikan yang dihasilkan oleh tambak milik warga lain yang menggunakan pakan pabrikan.

“Pakan berbahan kotoran sapi ini bisa dikonsumsi untuk semua jenis ikan, seperti lele, patin dan lainnya. Kebetulan di sini (Pakuhaji) kami hanya memelihara bandeng,” kata Rio Albab, lulusan Fakultas ekonomi Universitas Indonesia (UI) dan Bisnis di Universitas Groningen, Belanda, Minggu (19/5).

Ikan peliharaanya lebih berkembang dan lebih sehat karena setelah kotoran sapi tersebut dicampur dan diaduk dengan bahan lainnya seperti di atas, dikeringkan terlebih dahulu, kemudian diolah dan dicampur lagi dengan tepung ikan yang mengandung kalsium, karbon (penyerap racun), silikat (pertumbuhan tulang), nitrogen (sirkulasi udara), dan tetes tebu.

Setelah menjadi adonan, kata Rio Albab, selanjutnya dicetak bulat-bulat kecil seperti pakan ikan lainnya yang dihasilkan oleh pabrikan.

“Manfaat tetes tebu, selain untuk mengubah warna pakan dari hitam menjadi kemerah-merahan juga berfungsi untuk mengeluarkan minyak yang mengandung bakteri perangsang pencernaan,” kata Rio yang juga bekerja di sebuah perusahaan kontruksi di Karawaci, Kota Tangerang.

Sumber : Sindo

9 Langkah Pengendalian Penyakit AI


Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Peternakan nomor 17/Kpts/PD.640/F/02/04 tanggal 7 Pebruari 2004 tentang Pedoman Pencegahan, Pengendalian dan pemberantasan Penyakit Hewan Menular Avian Influenza pada Unggas :
  1. Peningkatan Biosekuriti
  2. Vaksinasi
  3. Depopulasi di daerah tertular
  4. Pengendalian lalulintas unggas, produk unggas dan limbah peternakan unggas
  5. Surveillance dan penelusuran (tracing back)
  6. Pengisian kandang kembali  (restocking)
  7. Stamping out (pemusnahan menyeluruh) di daerah tertular baru
  8. Peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness)
  9. Monitoring dan evaluasi.

Pengolahan Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak Sapi


Jerami padimerupakan limbah pertanian yang sangat potensial untuk dijadikan sebagai pakanternak. Besarnya potensi jerami padisebagai pakan ternak tercermin dari besarnya produksi jerami padi tersebut.Jumlah produksi jerami padi dapat diper-kirakan dari produksi beras. Menuruthasil penelitian produksi jerami padi dibandingkan dengan produksi berasrata-rata 1 : 1.

Jeramipadi bila digunakan sebagai pakan ternak memiliki kelemahan-kelemahan antara lain :Kadar protein kasar rendah, kadar serat kasar, lignin dan silika tinggi, kadarmineral rendah, kecernaannya rendahserta palatabilitasnya rendah.

Pemanfaatan jerami padi sangat bervariasi antara lain :
1. Sebagai pakan baru mencapai 31-39% 
2. Dibakar atau dikembalikan ketanah 36-62% 
3. Untuk Industri / lainnya7-16% 

Agar jerami padi dapat digunakan sebagai pakan ternak perlu ditingkatkan kualitasnya dengan:
1. Memperbaiki nilai nutrisi dan kecernaan;
2. Mengoreksi defisiensi jerami dengan menambahkan nitrogen atau mineral;
3. Meningkatkan ketersediaan energi;
4. Meningkatkan konsumsi dengan cara memperbaiki palatabilitas.

Untuk itu diperlukan suatu teknologi untuk peningkatan kualitas jerami padi sebagai pakan ternak.Teknologi yang diperlukan haruslah : Mudah dan praktis serta ekonomis. Jerami padi yang telah diolah harus lebih murah atauminimal tidak lebih mahal dari pakan lain dengan nilai gizi yang setara.
-- Peralatan yang digunakan tidak mahal atau yang telah dimiliki oleh peternakan
-- Bahan yang digunakan harganya tidak mahal
Proses amoniasi dengan menggunakan larutan urea  berperan untuk : 
1. Menghidrolisa ikatanlignin-selulosa.
2. Menghancurkan ikatan hemiselulosa.
3. Memuaikan atau mengembangkan serat selulosa sehingga memudahkan penetrasi enzim selulosa.

4. Meningkatkankadar nitrogen sehingga kandungan protein kasar juga meningkat
Manfaat Amoniasi
1. Memperkaya kandungan protein 2sampai 4 kali lipat dari kandungan protein semula
2. Meningkatkan daya cerna.  
3. Meningkatkan kuantitas  konsumsi pakan
Cara Pembuatan 

1.   Jerami padi ditimbang dan dipotong-potong/ dicacah (5-10 cm)
2.   Ditambahkan urea sebanyak 6 % dari bobot jeramipadi yang digunakan
3.  Disiapkan air bersih sebanding dengan jumlah jerami padi yang digunakan (30% airdigunakan untuk melarutkan urea)
4.  Silo (dapat berupalubang di tanah, drum, atau plastik besar) sebelum jerami ditumpuk alas padadasar wadah diberi plastik.
5.  Masukkan jerami padi ke silo membentuk lapisan setebal 20 cm,disemprot dengan larutan urea secara merata. Jerami padi disusun dan membentuktumpukan ke atas.
6.  Ditutup dengan rapatmenggunakan plastik dan disimpan selama empat  minggu. 
7. Setelah penyimpanan, tutupdibuka dan jerami padi amoniasi dapat digunakan sebagai pakan ternakruminansia.

PENGOLAHAN JERAMI PADI SECARA BIOLOGIS
Adalah pengolahan jerami padi dengan memanfaatkankoloni mikroba tertentu untuk proses fermentasi jerami padi, misalnya starbio.
Cara Pembuatan
Jerami padi ditumpuk 30 cm, kalau perludiinjak-injak lalu ditaburi urea dan starbio masing-masing 0.6%/berat jeramipadi dan kemudian disiram air secukupnya mencapai kelembaban 60 %, dengantanda-tanda jerami padi diremas, apabila air tidak menetes tetapi tangan basahberarti kadar air mendekati 60 %. 
1. Tahapan point tersebut diulangihingga ketinggian mencapai ketinggian tertentu (minimal 1,5 meter).
2. Tumpukan jerami padidibiarkan selama 21 hari dan tidak perlu dibolak-balik.
3. Setelah 21 hari jerami padi dibongkar laludiangin-anginkan atau dikeringkan.
4.Jerami padi diberikanpada ternak sapi atau dapat disimpan sebagi stok pakan.

Isu Ayam Broiler Menjadi Kanker Hidup Manusia



Ayam broiler adalah ayam ras yang dipanen untuk diambil dagingnya. Pemanenan ayam broiler dulu sampai 6 minggu, sekarang seiring berkembangnya teknologi maka pemanenan ayam broiler sampai 32 hari. Ayam broiler memiliki protein yang tinggi, memiliki daging yang lebih banyak daripada lemaknya, dan tidak memiliki bulu yang lebat. Menurut Rasyaf (1999) ayam broiler merupaakan ayam pedaging yang mengalami pertumbuhan pesat pada umur 1 – 5 minggu. Selanjutnya dijelaskan bahwa ayam broiler yang berumur 6 minggu sudah sama besarnya dengan ayam kampung dewasa yang dipelihara selama 8 bulan. Keunggulan ayam broiler tersebut didukung oleh sifat genetic dan keadaan lingkungan yang meliputi makanan, temperature lingkungan dan pemeliharaan. Pada umumnya di Indonasia ayam broiler sudah dipasarkan pada umur 5- 6 minggu dengan berat 1,3 – 1,6 kg walaupun laju pertumbuhannya belum maksimum, karena ayam broiler yang sudah berat sulit dijual (Rasyaf, 1999).  

Isu suntikan hormon untuk memompa perkembangan fisik ayam broiler agar cepat besar masih menjadi stigma di kalangan konsumen. Adanya isu tersebut menyebabkan beberapa kalangan menghindari konsumsi daging ayam broiler dikarenakan takut terkena kanker. Mereka membandingkannya dengan ayam kampung yang secara alami mengalami kedewasaan berat badan pada umur 6 bulan. Jika masalah ini dibiarkan berlarut, maka jutaan peternak ayam broiler bisa mengalami krisis bisnis dikarenakan konsumen takut mengkonsumsi daging ayam broiler. Bagaimana menjelaskan isu miring ini secara tepat kepada masyarakat yang awam terhadap dunia perunggasan?  

Saya lebih suka menjawab pertanyaan tersebut dari sisi basis ilmu saya di bidang peternakan. Mari kita lihat beberapa fakta yang bisa ditelaah dengan jernih:  

1. Ayam kampung atau lebih dikenal dengan ayam buras, dipelihara secara tradisional dan dengan asupan pakan seadanya, dikembangbiakkan secara alami tanpa teknologi yang memadai, sehingga untuk bisa mencapai bobot maksimal 2 kg memerlukan waktu pemeliharaan minimal 6 bulan.  

2. Ayam broiler dikenal dengan ayam ras pedaging, dipelihara secara intensif, dengan asupan pakan yang sudah diformulasikan sesuai kebutuhan hidupnya dari fase starter-grower-finisher, dikembangbiakkan dengan teknologi canggih, sehingga untuk mencapai bobot 2 kg memerlukan waktu 35 hari.  

3. Bibit ayam kampung tidak tentu induknya, terkadang pejantan adalah anak dari induknya sehingga terjadi in breeding, yang seringkali memunculkan gen pembawa sifat negatif (resesif) yang tadinya hanya carrier, kemudian muncul pada keturunan hasil inbreeding tersebut. Hal itulah yang menyebabkan kualitas doc (day old chick/ ayam umur sehari) ayam kampung sangat tidak seragam dan selalu menurun kualitasnya dari waktu ke waktu.  

4. Bibit ayam broiler didapatkan dari penelitian genetika yang cukup panjang, bertahun tahun dan menelan biaya yang besar, yang bahkan  Indonesia sendiri sekarang hanyalah user saja : baru bisa membeli GPS (Grand Parent Stock) atau saya katakan generasi kakek nenek ayam, kemudian dikembangbiakkan untuk mendapatkan PS (Parent Stock) atau saya katakan generasi Bapak Ibu. Nah dari PS inilah kemudian didapatkan FS (Final Stock), yaitu DOC yang dijual kepada para peternak untuk dipelihara di kandang komersial. 

 5. Dari penelitian tersebut, potensi genetik dari ayam yang tersembunyi bisa dimunculkan dalam performa pemeliharaan ayam broiler FS ini, yaitu daging cepat tumbuh terutama daging dada, bulu sedikit, tulang lunak. Namun tentunya ada faktor negatif yang didapatkan, antara lain ayam mudah stres dikarenakan metabolisme tubuh yang lebih cepat daripada ayam kampung. Apalagi dipelihara dengan sistim koloni atau dalam satu kandang bisa ribuan ekor sehingga rentan akan serangan penyakit.  

6. Untuk melindungi ayam dari wabah penyakit tersebut maka diperlukan asupan vitamin dan vaksinasi. Vaksinasi adalah memasukkan bibit penyakit yang dilemahkan untuk menimbulkan kekebalan pada tubuh ayam terhadap penyakit tertentu. Kalau di manusia, lazim dikenal sebagai imunisasi. Metode yang dilakukan ada yang melalui tetes mata, air minum, dan suntik. Mungkin yang dilihat orang awam adalah suntikan vaksinasi tersebut kepada ayam dikira sebagai suntikan hormon.  

7. Bisnis peternakan ayam broiler dengan harga pasar yang diserahkan secara bebas kepada mekanisme pasar di indonesia, maka margin keuntungan semakin tergerus dikarenakan persaingan bisnis yang semakin tajam, terkadang malahan harga jual di bawah BEP (Break Event Point). Apalagi permintaan yang sangat berfluktuasi di sebabkan tergantung oleh acara tradisional, biasanya harga jual bagus pada saat hari raya lebaran, bulan baik untuk acara hajatan, liburan sekolah. Sedangkan di luar waktu itu maka harga anjlok. Contoh kasus yakni harga jual per kg ayam broiler Rp 10.000, padahal BEP Rp 11.000. Terkadang jika populasi ayam broiler tidak terkontrol (over populasi) pernah harga jual jatuh sampai Rp 7.000.Pada kasus seperti ini, peternak mesti menanggung rugi Rp 4000 per kg.  

8. Dengan bisnis yang sangat fluktuatif dan margin keuntungan tergerus, sangat tidak masuk akal untuk menambahkan cost/biaya produksi untuk menyuntik hormon yang tentunya sangat mahal.  Delapan fakta di atas barangkali bisa memberi gambaran yang gamblang bagi masyarakat awam perihal isu penggunaan hormon pada ayam broiler yang salah besar dan tidak bisa dijelaskan sama sekali dasar ilmiahnya. 

Sumber : Livestockreview.com

Pilih Pintar atau Beruntung??


"Orang pintar belum tentu beruntung". Itulah pepatah orang Jawa yang sering kita dengar selama ini. Maksud dari pepatah tersebut adalah sepintar apapun orang pasti lebih kalah dengan orang beruntung dan orang yang prihatin. Atau seperti halnya pepatah "sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga". Maksud dari pepatah tersebut adalah sepandai-pandai manusia pasti ada kelemahannya, Allah SWT menciptakan manusia ada kekurangannya, walaupun dapat tertutupi oleh kepintarannya.

Nah, sekarang Anda memilih pintar (pinter) atau beruntung (bejo)??

Orang yang pintar apapun dengan tidak dibarengi laku prihatin, tidak akan seberuntung orang bejo. Orang yang beruntung banyak sekali laku prihatin yang dilakukan, mulai dari puasa, sesirih, bertapa, dll. Orang pintar juga ada yang beruntung, tetapi hanya beberapa persen. Kebanyakan orang pintar itu melakukan prihatin sejalan dengan aktivitas sehari-harinya. Banyak orang yang sekarang merasa dirinya paling pintar atau paling jago, tetapi suatu saat entah ia dewasa atau tua pasti akan mengalami hal yang tidak seberuntung orang bejo.

Laku prihatin itu penting dilakukan dalam kehidupan. Laku prihatin adalah salah satu cara pendekatan diri kepada Sang Pencipta agar memperoleh derajad ilmu yang lebih tinggi, dapat mengendalikan emosi, mengendalikan hawa nafsu, menjadi lebih arif bijaksana, memaksimalkan energi yang telah dikuasainya, dan lebih peka terhadap sesuatu baik atau buruk yang secara tersirat atau tersurat. Dalam memaknai atau menjalankan laku prihatin sangatlah berat, kita harus mampu mempertahankan jati diri sendiri.

Kebanyakan orang, sekarang laku prihatin sudahlan tidak perlu, atau bahkan sudah ditinggalkan. Ada yang berkata "Untuk apa prihatin?? (Nggo ngopo prihatin??), Prihatin masih jaman?? (Isih jaman prihatin??) atau yang lainnya. Salah kaprah yang mereka pikirkan sekarang. Prihatin dapat membentuk jati diri, apakah Anda sudah puas dengan kehidupan sekarang?? coba Anda pikirkan, Anda hidup darimana? Bukankah dari kedua Orang tua Anda?? Ibu Anda juga prihatin selama 9 bulan 10 hari untuk mengeluarkan Anda dari rahim ke dunia ini. Apa balas budi Anda kepada kedua orang tua Anda? selain memberikan hal-hal yang terbaik?? Prihatin bukan?? Kepuasan duniawi seakan membodohi kita, kita melupakan laku prihatin.

Agama Islam masuk ke pulau Jawa juga berasal dari laku prihatin para Wali Songo. Wali Songo berjuang keras syi'ar agama Islam agar dapat diterima masyarakat Jawa. Mulai dari dakwah di masjid, melalui dakwah dengan wayang, melalui dakwah dengan gamelan, melalui lagu macapat, dll. Orang jawa yang kebanyakan memiliki aliran kepercayaan dan beragama Hindu sulit untuk menerima agama Islam, tetapi lama kelamaan dapat menerima agama Islam berkat kerja keras Wali Songo.

 Bersambung.... :)

Laporan Praktikum Kimia

BAB III
MATERI DAN METODE

Praktikum Kimia Dasar dengan materi Pengenalan Analisa Kuantitatif dan Karbohidrat dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 27 Oktober 2012 pukul 07.00-09.30 WIB, materi Protein dan Lemak dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 11 November 2012 pukul 16.30-18.30 WIB di  Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.

3.1.   Materi
Materi yang digunakan dalam praktikum kimia dasar dengan materi analisa kuantitatif, karbohidrat, protein dan lemak adalah buret yang berfungsi untuk melakukan titrasi (sebagai wadah untuk zat yang dipakai untuk menitrasi), statif yang berfungsi sebagai alat untuk menyangga buret saat melakukan titrasi, erlenmeyer 100 ml sebagai tempat untuk menampung zat yang akan dititrasi, labu ukur yang digunakan untuk membuat larutan standar dengan volume tertentu secara tepat, pipet volume 10 ml yang digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu, pipet tetes yang berfungsi untuk mengambil larutan dalam jumlah kecil, tabung reaksi yang berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia, rak tabung sebagai tempat meletakkan tabung reaksi, kaki tiga untuk penyangga spirtus, penjepit untuk menjepit tabung reaksi, gelas beker 250 ml yang diisikan dengan aquades untuk mendinginkan larutan dalam tabung reaksi setelah dipanaskan. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah 7 Asam Oksalat (H2C2O4), NaOH 0,1N, Fenolftalein (PP) 1%, Asam Cuka, glukosa, fruktosa, laktosa, manosa, sukrosa, madu, sirup, Fehling A, Fehling B, pereaksi Benedict, Asam Pikrat, aquades, putih telur, susu murni, NaOH 10%, CuSO4 0,5%, FeCl3, HgCl2, mentega, margarin, minyak kelapa, lemak (gajeh), Na2CO3, alkohol, eter, kloroform dan air sabun.

3.2.  Metode
3.2.1.  Analisa kuantitatif
3.2.1.1.Standarisasi NaOH dengan larutan asam oksalat standar,  Metode yang dilakukan dalam praktikum adalah dengan cara Standarisasi NaOH dengan Larutan  Asam Oksalat Standar dan Penetapan Kadar Asam Cuka. Pada standarisasi NaOH dengan larutan asam oksalat standar, metode yang dilakukan adalah dengan cara menimbang dengan tepat 0,63 gram asam oksalat (H2C2O4.2H2O), kemudian melarutkannya ke dalam aquades dan mengencerkannya menjadi 100 ml dengan labu takar. Mengisikan larutan asam oksalat ke dalam buret. Memipetkan 10 ml NaOH dan memasukkannya ke dalam erlenmeyer 100 ml, kemudian menambahkan 3 tetes indikator Fenolftalein. Kemudian menitrasi larutan tersebut dengan asam oksalat standar sampai warna merah indikator tepat hilang. Mencatat volume asam oksalat yang diperlukan. Melakukan titrasi sebanyak 2 kali dan menghitung konsentrasi NaOH yang sesungguhnya.
Selengkapnya bisa didownload di :

Biogas dari Limbah Ternak Ruminansia

PENGERTIAN BIOGAS 
Biogas adalah gas yang berasal dari makhluk hidup yaitu hewan dan tanaman. Biogas diproduksi oleh bakteri dari bahanorganik di dalam kondisi hampa udara (anaerobik proses). Proses ini berlangsungselama pengolahan atau fermentasi . gas tersebut sebagian besar berupa metandengan rumus molekul CH4 dan karbondioksida dengan rumus molekul CO2.

Campuran gas tersebut bersifat mudahterbakar jika kandungan metan mencapai lebih dari 50 %. Biogas yang berasaldari kotoran ternak berisi kira-kira 60 % metan. Potensi produksi gas darisuatu jenis bahan sesungguhnya cukup tinggi jika kadar bahan organiknya jugatinggi dan tingkat rasio C/N 20:1 sampai 40:1.

Kecepatan produksi gas selanjutnyatergantung dari kondisi fisik bahan dan temperatur. Bahan kering dan berserabutlebih lama jika dibandingkan dengan bahan yang halus serta basah. Temperaturoptimal pada suhu 35 C, berkisar antara 32 – 37 C. Selain itu juga tergantungdari jenis bakterinya. Kelompok bakteri yang berbeda bertugas untuk kehidupanfermentasi dalam sebuah ekosistem. Setiap jenis bakteri tergantung dengan jenislainnya. Jangka fermentasi menjadi singkat jika populasi bakteri benar-benarseimbang.

Kadar kering (total solid = TS)lapisan yang tidak terolah, berkisar antara 7 – 11 %. Hasil ini bisa dicapaijika kotoran padat dicampur air atau urine dengan volume yang seimbang. Prosesdigester yang sehat menunjukkan adanya pH 7.0 (taraf netral dari bahan).

Bila bakteri yang menghasilkanmetan telah tersedia dalam bahan misalnya dari kotoran ruminansia, produksibiogas dimulai dalam waktu 3 – 5 hari. Pada lahan pertanian digester diisiperlahan-lahan, sementara itu penggunaannya setelah bangunan penuh terisi.

Bila ada masalah untuk mengawaliproduksi gas (misal udara terlalu dingin), maka perlu ditambah 20 % kotoranpemacu yang berasal dari digester yang telah berfungsi, kemudian diaduk padasaat pengisian pertama.
PEMBUATAN BIOGAS
1. Pembuatan Biodigester;
Biodigester sering disebut bangunan biogas yaitu sebuah tabung tertutuptempat limbah organik difermentasi, sehingga menghasilkan gas bio sebagaienergi disertai dengan bahan penyubur dari limbah organik.
Ada 3 jenis :
  • Digester permanen (Fixed Dome Digester);
  • Digester Terapung (Floating Dome Digester);
  • Digester ditutup plastik (Plastic Covered Ditch);
2. Penempatan Biodigester;
Biodigester ditempatkandengan jarak 10 meter dari bangunan rumah dan 15 meter dari sumber air. Hal inidilakukan berdasarkan pertimbangan keamanan. Jangan terlalu jauh karena akanmemerlukan selang yang panjang. Selang yang melintasi jalan sebaiknya ditanamagar tidak mudah bocor.
Letak biogas jugamempertimbangkan suhu optimal antara 32 – 37 C. Untuk daerah panas, digestersebaiknya ditempatkan di tempat teduh, naungan pohon atau bangunan sederhanasebagai pelindung. Sedangkan untuk daerah dingin tempatkan langsung di bawahsinar matahari sehingga terjamin suhunya. Selain itu juga sebaiknya digesterdittanam dalam tanah ditutup tanah dan lapisan jerami untuk memelihara suhu.
3. Pembuatan Campuran Pembangkit (starter);
Untuk mengolah bahan yangtidak mengandung bakteri fermentasi semisal dari kotoran ayam, perlu dibuatkancampuran pembangkit fermentasi dengan cara :
  • Campurkan 2 liter kotoran ternak sapi dengan 2 liter air;
  • Aduk secara merata;tuang campuran tersebut pada jerigenyang memuat 4 liter atau lebih, atau pakai stoples atau botol besar asal tidakditutup;
  • Atur suhu pembangkit, guncang-guncangkan guci 3 – 4 kalidalam seminggu untuk mengaduk isinya;
  • Simpan selama 2 bulan, sehingga siap pakai;
4. Pengoperasian Digester;
  • Siapkan 3 ember limbah dan 3 ember air diaduk secarasempurna dalam drum besar;
  • Masukkan lagi masing-masing 3 ember air dan limbah sesuaikapasitas drum besar, aduk lagi;
  • Tambahkan dan aduk campuran pembangkia dengan bahan yangada pada drum besar;
  • Tempatkan drum kecil pada drum besar dengan posisi lubangselang ada di atas, tekan hingga menyentuh dasar drum besar;
  • Tutup keran dalam keadaan ruang drum kecil penuh terisi oleh campuranbahan biogas, yang penting tidak ada udaranya lagi;
  • Tunggu hingga gas terbentuk dalam drum kecil. Produksigas terbentuk dalam waktu 3 minggu, bahkan dapat satu bulan. Setelah itu sekitar8 minggu;
  • Selama 8 mingggu separoh dari gas diproduksi dalam 2 – 3minggu pertama dan sisanya dalam 5 – 6 minggu terakhir;
  • Jika pada akhir minggu dari waktu di atas tidak banyakgas yang diproduksi, maka unit itu harus dikosongkan dan mulailah dari awal;
PERAWATAN BIODIGESTER
  • Jika suhu lingkungan < 15 C, maka suhu campuran limbahdalam unit biogas harus tetap dipelihara dengan cara menanam unit biogas dalamtanah;
  • Cara lain dengan menimbuni drum unit dengan jerami atautongkol jagung;
  • Untuk memelihara panas juga dapat menambahkan satu bagiankotoran unggas dengan 3 bagian kotoran ruminan;
  • Kemungkinan drum mengalami kebocoran, hal ini dapatdideteksi dengan menggunakan air sabun; oleskan pada tempat yang dicurigai,jika terbentuk gelembung, maka bocornya di situ;
  • Jika ada bocoran, maka perlu ditambal dengan menggunakanbahan tambal yang sesuai apakah logam atau plastik;
PEMANFAATAN BIOGAS
  • Gas yang pertama kali dihasilkan merupakan campuranbiogas dengan udara, sehingga dapat meledak jika kena api. Untuk itu jauhkandan jangan dibakar atau dimanfaatkan untuk memasak;
  • Buang gas bersama udara hingga habis, benamkan kembalidrum kecil hingga dasar bak. Gas yang dihasilkan kemudian merupakan biogas yangdiharapkan, dapat dimanfaatkan;
  • Biogas dari unit tersebut dapat dimanfaakan untuk memasakmakan malam; sambung ujung selang dengan kompor dengan mengatur campuran udarasecara teliti;
  • Jika udara kurang, maka akan menyala kuning; jika udaraterlalu banyak, maka api akan mati; bila udara cukup, maka nyala berwarna biru,panas yang dihasilkan optimal;
  • Aliran udara juga sering terganggu oleh jelaga sehingganyalanya kunng; bersihkan;
  • Adanya air dalam saluran gas juga dapat menghambat alirangas, sehingga menyala tidak tetap atau lemah;
Selain produk berupa biogas, digester juga menghasilkan pupuk yaitu bahan cair dan padat yang ada di dalam tangki / drum; pupuknya bermutu tinggi.