KALEM

Kalem adalah suatu hal yang dilakukan dengan santai tetapi dapat terselesaikan dengan cepat.

AKU YAKIN

Karena keyakinan itu yang membuat diriku ini selalu semangat dan mengerti jalan hidup ini, serta yakin kepada kuasaNya

AKU BISA

Karena bisa itu terbiasa, dari keterbiasaan dari bawah kemudian perlahan naik, serta bisa melakukan yang terbaik di kehidupan

AKU SUKSES

Karena kesuksesan itu dibangun dari diri kita sendiri, yakin bahwa sukses itu karena orang lain, yakinlah pada dirimu sediri.

AKU YAKIN AKU BISA AKU SUKSES

Berangkat dari keyakinan itulah kita dapat terbiasa untuk bisa sukses.

Sabtu, 23 April 2011

OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN KLATEN

Objek dan daya tarik wisata (ODTW) yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Klaten sangat beragam, baik dalam hal karakteristik objeknya maupun dalam kaitannya dengan faktor penunjang ODTW tersebut. Berikut akan disajikan analisis ODTW dengan menggunakan pendekatan 4-A, yakni Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas dan aktivitas.

A. OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM
  1. Sendang Tretes (Ds. Ngreden Kec. Wonosari)
  2. Umbul Tirtomoyo (Ds. Kedungan Kec. Pedan)
  3. Umbul Buto (Ds. Kedungan Kec. Pedan)
  4. Sendang Sinongko (Dukuh Tegalan Desa Pokak Kecamatan Ceper)
  5. Sendang Gatak (Dukuh Gatak Desa Kujon Kecamatan Ceper)
  6. Gunung Watu Prahu (Dk. Girisono Ds. Gunung Gajah Kec. Bayat)
  7. Sendang Maerokoco (Desa Paseban Kecamatan Bayat)
  8. Rowo Jombor (Desa Krakitan Kecamatan Bayat)
  9. Goa Kendil dan Goa Payung (Desa Krakitan Kecamatan Bayat)
  10. Sendang Nglebak (Desa Krakitan Kecamatan Bayat)
  11. Sendang Bulus Jimbung (Desa Jimbung Kecamatan Kalikotes)
  12. Sendang Riyomenggolo (Dk. Kriyan Ds. Jimbung Kec. Kalikotes)
  13. Sendang Kalireno (Dk. Deles Ds. Sidorejo Kec. Kemalang)
  14. Deles Indah (Dk. Deles Ds. Sidorejo Kec. Kemalang)
  15. Bukit Petung (Ds. Sidorejo Kec. Kemalang)
  16. Taman Bambu Cendani (Ds. Sidorejo Kec. Kemalang)
  17. Goa Jepang (Desa Sidorejo Kecamatan Kemalang)
  18. Sendang Gotan (Dk. Karanggotan Ds. Mranggen Kec. Jatinom)
  19. Sendang Klampeyan (Kelurahan Jatinom Kec. Jatinom)
  20. Goa Suran (Kelurahan Jatinom Kec. Jatinom)
  21. Sendang Suran (Kelurahan Jatinom Kec. Jatinom)
  22. Goa Jetis (Kelurahan Jatinom Kec. Jatinom)
  23. Sendang Jetis (Kelurahan Jatinom Kec. Jatinom)
  24. Goa Pabelan (Kelurahan Jatinom Kec. Jatinom)
  25. Umbul Gedaren (Kelurahan Jatinom Kec. Jatinom)
  26. Sendang Pengilon (Desa Kahuman Kec. Ngawen)
  27. Umbul Susuhan (Desa Manjungan Kec. Ngawen)
  28. Umbul Her Pancuran Sidomulyo (Ds. Soropaten Kec. Karanganom)
  29. Sumber Air (Umbul) Nila (Ds. Janti Kec. Polanharjo)
  30. Sendang Belik Gatok (Ds. Jimus Kec. Polanharjo)
  31. Umbul Ponggok (Ds. Ponggok Kec. Polanharjo)
  32. Umbul (Sumber Air) Ingas (Ds. Cokro Kec. Tulung)

B. OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA BUATAN
  1. Museum Gula Jawa Tengah (Desa Gondang, Kec. Jogonalan)
  2. Pabrik Gula Gondang Baru
  3. Gedung Olah Raga (GOR) Gelar Sena (Ds. Bareng Lor Kec. Klaten Utara)
  4. Monumen Nartosabdo (Kelurahan Tonggalan Kec. Klaten Tengah)
  5. Monumen Juang ’45 (Ds. Jonggrangan Kec. Klaten Utara)
  6. Monumen Perwari (Kelurahan Tegalyoso Kec. Klaten Selatan)
  7. Kolam Renang Kawasan Komando Pendidikan Latihan Tempur (DODIKLATPUR) RINDAM IV/DIP (Ds. Danguran Kec. Klaten Selatan)
  8. Bumi Perkemahan Kepurun (Ds. Kepurun Kec. Manisrenggo
  9. Monumen PERATA (Perang Rakyat Semesta) Ds. Kepurun Kec. Manisrenggo)
  10. Taman Bukit Sidagora (Desa Krakitan Kecamatan Bayat)
  11. Pemandian Tirtomulyono (Ds. Pluneng Kec. Kebonarum)
  12. Pemandian Tirtomulyani (Ds. Pluneng Kec. Kebonarum)
  13. Kolam Renang/Pemandian Jolotundo (Dk. Jolotundo Ds. Jambeyan Kec. Karanganom)
  14. Kolam Renang/Pemandian Lumban Tirto (Ds. Daleman Kec. Tulung)
  15. PT. Cokro Supertirta (Ds. Wunut Kec. Tulung)
  16. PT. Aquafarm Nusantara (Ds. Wunut Kec. Tulung)
  17. Agrowisata rambutan (Ds. Tulung Kec. Tulung)
  18. Kolam renang/Pemandian Ponggok (Ds. Ponggok Kec. Polanharjo)
  19. Kolam Renang dan Aren\a Bermain Tirto Raharja (Ds. Ponggok Kec. Polanharjo)
  20. PT. Aqua Golden Mississippi (Ds. Wangen Kec. Polanharjo)
  21. Kolam Renang/Pemandian Sumber Nila (Ds. Janti Kec. Polanharjo)
  22. Monumen Slamet Riyadi (Ds. Sidoarjo Kec. Polanharjo)
  23. Agrowisata Bonsai (Ds. Kebondalem Kidul Kec. Prambanan)
  24. Pasar dan kelompok Seni Lukis (Ds. Kebondalem Kidul Kec. Prambanan)
  25. Kebun Tembakau (tersebar di berbagai desa di wilayah Kecamatan Gantiwarno, Klaten Selatan, Klaten Tengah, Wedi, Kebonarum, Ngawen, Jogonalan, Karangnongko, Bayat dan Prambanan)

C. OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA (WISATA ZIARAH)

Kabupaten Klaten memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan wisata minat khusus berupa wisata ziarah. Hal ini dikarenakan di wilayah tersebut terdapat banyak makam dan tempat ritual lainnya yang banyak dikunjungi orang yang melakukan kegiatan ziarah, kegiatan religius dan kegiatan ritual lainnya. Potensi yang berupa makam tersebut tersebar di berbagai wilayah kecamatan/desa di Kabupaten Klaten dan sebagian telah berkembang sebagai objek wisata yang cukup dikenal oleh pasar/wisatawan.
  1. Makam Kerabat Karaton Kartasura (Ds. Segaran Kec. Delanggu)
  2. Makam Pahlawan 45 Jonggrangan (Ds. Sribit Kec. Delanggu)
  3. Masjid Atta “Awun (Ds. Banaran Kec. Delanggu)
  4. Makam Veteran Pejuang Kemerdekaan RI (Dk. Ngranyu Ds. Bowan Kec. Delanggu)
  5. Makam Ki Ageng Perwito (Ds. Ngreden Kec. Wonosari)
  6. Astono Hargomulyo Gunung Wijil (Ds. Kupang Kec. Karangdowo)
  7. Makam Kyai Kaligawe (Ds. Kaligawe Kec. Pedan)
  8. Arca Nyi Loro Tanjungsari (Desa Ceper Kecamatan Ceper)
  9. Makam R. Ng. Ronggowarsito (Desa Palar Kecamatan Trucuk)
  10. Makam Kyai Brojo Anilo (Desa Sajen Kecamatan Trucuk)
  11. Batu Megantoro (Desa Sajen Kecamatan Trucuk)
  12. Makam Ki Ageng Glego (Ds. Kalikebo Kec. Trucuk)
  13. Makam Ki Ageng Jayeng Resmi (Ds. Gaden Kec. Trucuk)
  14. Makam Ki Nerangkusumo (Dk. Sumyang, Ds. Jatipuro Kec. Trucuk)
  15. Petilasan Sunan Kalijogo (Dk Sepi, Desa Barepan Kecamatan Cawas)
  16. Makam Gedhong Gedhe/Kyai Ageng MadSahar (Ds. Bawak Kec. Cawas)
  17. Makam Kyai Ketib Banyumeneng (Desa Bawak Kecamatan Cawas)
  18. Masjid Besar SRIDJAJA (Ds. Bawak Kec. Cawas)
  19. Makam Ki Mireng Langse (Dk. Konang Ds. Kebon Kec. Bayat)
  20. Makam Kyai Pandanaran (Desa Paseban Kecamatan Bayat)
  21. Masjid Besar Sunan Pandanaran (Desa Paseban Kecamatan Bayat)
  22. Makam Pangeran Wuragil Gunung Malang (Ds. Paseban Kec. Bayat)
  23. Makam Syech Kewel (Ds. Nengahan Kec. Bayat)
  24. Makam Syech Domba Gunung Cakaran (Ds. Paseban Kec. Bayat)
  25. Makam Sayid Habib (Desa Krakitan Kecamatan Bayat)
  26. Masjid Agung Kauman (Dk. Kauman Ds. Jimbung Kec. Kalikotes)
  27. Makam Gusti Panembahan Agung (Ds. Jimbung Kec. Kalikotes)
  28. Makam Eyang Gusti Semaring Gedhong Mindi (Ds. Kaligayam Kec. Wedi)
  29. Masjid Mindi (Ds. Kaligayam Kec. Wedi)
  30. Makam Kyai Ageng Syarifuddin (Kp. Gading Santren Kl. Belangwetan Kec. Klaten Utara)
  31. Makam Kyai Melati (Desa Kabupaten Kecamatan Klaten Tengah)
  32. Masjid Agung (Kelurahan Kabupaten Kec. Klaten Tengah)
  33. Komplek Makam Panembahan Romo, Pangeran Riyomenggolo dan Pangeran Bimo (Ds. Kajoran Kec. Klaten Selatan)
  34. Pesanggrahan Pakoe Boewono X (Dk. Deles Desa Sidorejo Kecamatan Kemalang)
  35. Makam Kyai Maloyopati (Dk. Deles Ds. Sidorejo Kec. Kemalang)
  36. Makam Ki Ageng Gribig (Kelurahan Jatinom Kec. Jatinom)
  37. Masjid Besar Jatinom (Kelurahan Jatinom Kec. Jatinom)
  38. Masjid AlitJatinom (Kelurahan Jatinom Kec. Jatinom)
  39. Makam Sorowaden (Desa Kahuman Kec. Ngawen)
  40. Masjid Sorowaden (Desa Kahuman Kec. Ngawen)
  41. Makam Eyang Proyokusumo (Desa Kahuman Kec. Ngawen)
  42. Makam Kyai Imam Rozi (Pondok Pesantren Singomanjat) (Desa Tempursari Kec. Ngawen)
  43. Makam Nyai Sawunggaling (Desa Mayungan Kec. Ngawen)
  44. Makam Gedhong Drono Mandurorejo (Desa Drono Kec. Ngawen)
  45. Makam Kyai Karsorejo (Dk. Pandanan Ds. Soropaten Kec. Karanganom)
  46. Makam Nyai Ageng Anjang Mas (Ds. Gledeg Kec. Karanganom)
  47. Makam Kyai Ageng Putut Selogringging (Ds. Tulung Kec. Tulung)
  48. Makam Soejono Hoemardani (Ds. Janti Kec. Polanharjo)
  49. Makam Eyang Joyokartiko (Ds. Janti Kec. Polanharjo)
  50. Masjid Al-Fatah (Ds. Keprabon Kec. Polanharjo)

D. OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA (PENINGGALAN SEJARAH)
Di samping kaya dengan potensi wisata ziarah, Kabupaten Klaten juga memiliki potensi wisata budaya, khususnya yang berkaitan dengan peninggalan-peninggalan nenek moyang seperti candi, kesenian (seni pertunjukan) dan seni kerajinan. Beberapa peninggalan yang berupa candi antara lain adalah Candi Sewu, Candi Bubrah, Candi Lumbung, Candi Sojiwan, Candi Plaosan, Candi Asu dan sebagainya. Di samping peninggalan sejarah yang berupa candi juga terdapat beberapa peninggalan yang berupa aset seni budaya baik seni kerajinan maupun seni pertunjukan.
  1. Taman Wisata Candi Prambanan (Dk. Ngringin Ds. Tlogo Kec. Prambanan)
  2. Candi Lumbung (Dk. Ngangkruk Ds. Tlogo Kec. Prambanan)
  3. Candi Bubrah (Dk. Ngangkruk Ds. Tlogo Kec. Prambanan)
  4. Candi Sewu (Dk. Ngangkruk Ds. Tlogo Kec. Prambanan)
  5. Candi Asu (Dk. Bener Ds. Bugisan Kec. Prambanan)
  6. Candi Plaosan Lor (Dk. Plaosan Ds. Bugisan Kec. Prambanan)
  7. Candi Plaosan Kidul (Dk. Plaosan Ds. Bugisan Kec. Prambanan)
  8. Candi Sojiwan (Dk. Banjarsari Ds. Kebondalem Kidul Kec. Prambanan)
  9. Candi Merak (Dk. Candi Ds. Karangnongko Kec. Karangnongko)


E. OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA (WISATA KERAJINAN)
  1. Sentra Kerajinan Tatah Sungging Wayang Kulit (Dk. Butuh Ds. Sidowarno Kec. Wonosari)
  2. Sentra Kerajinan Wayang Kayu (Ds. Gemampir Kec. Karangnongko)
  3. Sentra Kerajinan Payung (Dk. Gumantar Ds. Tanjung dan Ds. Kwarasan, Kec. Juwiring)
  4. Sentra Kerajinan Mebel Ukir (Ds. Serenan Kec. Juwiring)
  5. Sentra Industri Mebel (Ds. Sajen Kec. Trucuk)
  6. Sentra Industri Mebel (Ds. Gombang Kec. Cawas)
  7. Sentra Kerajinan Lurik (Desa Pedan Kecamatan Pedan)
  8. Sentra Industri Konveksi (Desa Wedi Kecamatan Wedi)
  9. Sentra Pembuatan Cor Logam (Dk.Jeblogan Ds. Ceper Kec. Ceper)
  10. Sentra Kerajinan Keramik (Dk. Pagerjurang Ds. Melikan Kec. Wedi)
  11. Sentra Kerajinan Tanduk Kerbau (Sungu) dan Penyu (Dk. Kuwel Ds. Keprabon Kec. Polanharjo)
  12. Sentra Industri Alat Pertanian dan Alat Dapur (Dk. Mbotokan, Kel. Kranggan Kec. Polanharjo)
  13. Sentra Industri Alat Pertanian dan Alat Dapur (Ds. Segaran Kec. Delanggu)
  14. Sentra Kerajinan Manik-Manik (Ds. Kunden Kec. Karanganom)
  15. Rumah Seni Cempaka (Dk. Cempaka Ds. Delanggu Kec. Delanggu)

F. OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA (UPACARA TRADISIONAL)
  1. Upacara Yaqowiyu (Kelurahan Jatinom, Kec. Jatinom)
  2. Upacara Bersih Sendang Sinongko (Desa Pokak, Kec. Ceper)
  3. Upacara Bersih Desa Tanjungsari (Desa Ceper, Kec. Ceper)
  4. Upacara Padusan (Desa Cokro, Kec. Tulung & Desa Jambean, Kec. Karanganom)
  5. Upacara Ruwahan/Jodangan (Desa Paseban, Kec. Bayat)
  6. Upacara Syawalan (Desa Krakitan, Kec. Bayat)
  7. Upacara Maleman (Desa Jonggrangan, Kec. Klaten Utara)
  8. Upacara Memuli (Desa Bawak, Kec. Cawas)
  9. Upacara Sadranan (Desa Ringinputih, Kec. Karangdowo)


G. OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA (SENI PERTUNJUKAN TRADISIONAL)
  1. Wayang Orang
  2. Wayang Klitik
  3. Wayang Kulit
  4. Wayang Babad
  5. Jathilan
  6. Gejog Lesung
  7. Srandul
  8. Kethoprak
  9. Karawitan
  10. Srunthul

H. DESA WISATA
  1. Desa Wisata Keprabon (Kec. Polanharjo)
  2. Desa Wisata Janti (Ds. Janti Kec. Polanharjo)
  3. Desa Wisata Paseban (Kec. Bayat)
  4. Desa Wisata Krakitan (Kec. Bayat)
  5. Desa Wisata Jimbung (Kec. Kalikotes)
  6. Desa Wisata Melikan (Kec. Kalikotes)
  7. Desa Wisata Soran (Desa Duwet Kec. Ngawen)
  8. Desa Wisata Pokak (Kec. Ceper)
  9. Desa Wisata Ponggok (Kec. Polanharjo)
  10. Desa Wisata Jatinom (Kec. Jatinom)
  11. Desa Wisata Juwiring (Kec. Juwiring)
  12. Desa Wisata Tegalmulyo (Kec. Kemalang)
  13. Desa Wisata Sidorejo (Kec. Kemalang)
  14. Desa Wisata Plawikan (Kec. Jogonalan)
  15. Desa Wisata Ceper (Kec. Ceper)
  16. Desa Wisata Sobayan (Kec. Pedan)
  17. Desa Wisata Bugisan (Kec. Prambanan)
  18. Desa Wisata Manisrenggo (Kec. Manisrenggo)

Jumat, 22 April 2011

UPACARA TEDAK SITEN

Bagi pasangan suami-istri, kelahiran anak baik pria maupun wanita dalah anugrah dari Tuhan Yang Maha Mulia. Semenjak kelahiran si anak setiap orang tua selalu mempunyai harapan agar anaknya kelak menjadi orang yang berguna bagi keluarga khususnya dan bagi nusa bangsa umumnya.tak seorang pun mempunyai pengharapan agar anaknya menjadi orang yang kurang berkenan di hati masyarakat.
Pengharapan orang tua terhadap anak-anaknya ini dimanifestasikan dalam bentuk upacara adat yang dimulai dari anak masih dalam kandungan sang ibu, sampai anak itu lahir. Salah satu bentuk manifestasi pengharapan itu adalah adanya upacara yang kita kenal dengan tedak siten atau turun tanah.
Bilamana si anak sudah berumur tujuh lapan yaitu 7 x 35 hari, biasanya diadakan upacara yang dinamakan tedak sinten atau turun tanah. Upacara memperkenalkan si anak untuk yang pertama kalinya pada tanah/ bumi. Diharapkan agar anak tersebut setelah dewasa nanti kuat atau mampu berdiri sendiri dalam menempuh kehidupan yang penuh tantangan yang harus dihadapinya untuk mencapai apa yang dicita-citakan.
Biasanya upacara tedak siten dilangsungkan pada pagi hari di halaman rumah tepat pada hari kelahirannya (misalnya anak tersebut lahir pada hari Selasa Kliwon, maka upacara tedak siten dilangsungkan pagi hari Selasa Kliwon). Perlengkapan-perlengkapan yang perlu disiapkan :
1. Sesaji selamatan yang terdiri dari :
·nasi tumpeng dengan sayur mayurnya,
·jenang (bubur) merah dan putih,
·jenang boro-boro,
·jajan pasar selengkap-lengkapnya.
2. Juwadah (uli) tujuh macam warna yaitu merah, putih, hitam, kuning, biru, jambon (jingga), ungu
3. Sekar (bunga) setaman yang ditempatkan di dalam bokor besar dan tanah.
4. Tangga yang dibuat dari batang tebu merah hati.
5. Sangkar ayam (kurungan ayam) yang dihiasi janur kuning atau kertas hias warna-warni.
6. Padi, kapas sekar telon (tiga macam bunga misalnya melati, mawar dan kenanga)
7. Beras kuning, berbagai lembaran uang.
8. Bermacam-macam barang berharga seperti gelang, kalung, peniti, dan lain-lain)
9. Barang yang bermanfaat (misalnya buku, alat-alat tulis dan sebagainya) yang dimasukkan ke dalam bokor kencana.
Jalannya Upacara :
1. Anak yang bersangkutan dibimbing berjalan (dititah) dengan kakinya menginjak-injak juwadah yang berjumlah tujuh warna seperti yang telah disebutkan di atas.
2. Setelah selesai kemudian anak tersebut dinaiki ke tangga yang terbuat dari tebu merah hati.
3. Selanjutnya anak itu dimasukkan ke dalam kurungan ayam. Di dalam kurungan ayam tersebut telah dimasukan bokor yang berisikan padi, gelang, cincin, alat- alat tulis, kapas dal lain sebagainya.
4. Bokor yang berisi macam-macam tadi didekatkan kepada anak itu, dengan maksud agar anak tersebut mengambil isi yang ada di dalam bokor itu.
5. Setelah anak itu mengambil salah satu benda dari dalam bokor misalnya gelang emas, pertanda anak tersebut kelak akan menjadi orang kaya. Apabila anak itu mengambil alat-alat tulis pertanda anak bahwa anak itu kelak akan menjadipegawai kantor dan atau orang pandai
6. Selanjutnya setelah selesai, beras kuning dan bermacam-macam uang logam ditaur-taburkan. Saling berebut uang oleh para undanga ini, merupakan tambahan acara yang menyemarakan suasana.
7. Setelah selesai, anak itu dimandikan dengan air bunga setaman agar anak itu sehat dan membawa nama harum bagi keluarga di kemudian hari.
8. Setelah selesai dimandikan, anak itu dikenakan pakaian baru yang bagus agar sedap dan menyenangkan orang tua dan para undangan.
9. Selanjutnya bila telah selesai memakaikan pakaian, anak itu didudukan di dalam rumah di atas tikar, karpet atau lampit dan didekatkan lagi pada bokor yang berisi beras kuning, uang , barang-barang berharga dengan maksud agar diambil lagi isinya.
10. Untuk menggairahkan anak agar mengambil barang yang ada di dalam bokor maka bapak ibu anak itu memberi aba-aba dengan suara kur-kur-kur seperti memanggil ayam disertai dengan ditaburi beras kuning dan bermacam-macam uang serta barang-barang yang berharga.
Demikianlah serangakaian upacar tradisional tedak siten yang banyak mengandung arti simbolis.
Makna perlengkapan yang dipakai :
1. Tangga “ debu” arti dalam bahasa Jawa anteping kalbu ketetapan hati dalam mengejar cita-cita gar lekas tercapai.
2. Juwadah tujuh macam warna agar anak dapat menganggulangi bermacam-macam kesulitan/kesukaran.
3. Kurungan ayam mengandung maksud agar anak tersebut kelak dapat masuk ke dalam masyarakat luas dengan baik den mematuhi segala peraturan dan adat istiadat setempat.

Artikel Tentang Penyakit Autis

Beberapa teori yang didasari beberapa penelitian ilmiah telah dikemukakan untuk mencari penyebab dan proses terjadinya autis. Beberapa teori penyebab autis adalah : teori kelebihan Opioid, teori Gulten-Casein (celiac), Genetik (heriditer), teori kolokistokinin, teori oksitosin Dan Vasopressin, teori metilation, teori Imunitas, teori Autoimun dan Alergi makanan, teori Zat darah penyerang kuman ke Myelin Protein Basis dasar, teori Infeksi karena virus Vaksinasi, teori Sekretin, teori kelainan saluran cerna (Hipermeabilitas Intestinal/Leaky Gut), teori paparan Aspartame, teori kekurangan Vitamin, mineral nutrisi tertentu dan teori orphanin Protein: Orphanin.

Walaupun paparan logam berat (air raksa) terjadi pada setiap anak, namun hanya sebagian kecil saja yang mengalami gejala autism. Hal ini mungkin berkaitan dengan teori genetik, salah satunya berkaitan dengan teori Metalotionin. Beberapa penelitian anak autism tampaknya didapatkan ditemukan adanya gangguan netabolisme metalotionin. Metalotionon adalah merupakan sistem yang utama yang dimiliki oleh tubuh dalam mendetoksifikasi air raksa, timbal dan logam berat lainnya. Setiap logam berat memiliki afinitas yang berbeda terhada metalotionin. Berdasarkan afinitas tersebut air raksa memiliki afinitas yang paling kuar dengan terhadam metalotianin dibandingkan logam berat lainnya seperti tenbaga, perak atau zinc.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilaporkan para ahli menunjukkan bahwa gangguan metalotianin disebabkan oleh beberapa hal di antaranya adalah : defisiensi Zinc, jumlah logam berat yang berlebihan, defisiensi sistein, malfungsi regulasi element Logam dan kelainan genetik, antara lain pada gen pembentuk netalotianin

Banyak ahli melakukan penelitian dan menyatakan bahwa bibit autis telah ada jauh hari sebelum bayi dilahirkan bahkan sebelum vaksinasi dilakukan. Kelainan ini dikonfirmasikan dalam hasil pengamatan beberapa keluarga melalui gen autisme. Patricia Rodier, ahli embrio dari Amerika bahwa korelasi antara autisme dan cacat lahir yang disebabkan oleh thalidomide menyimpulkan bahwa kerusakan jaringan otak dapat terjadi paling awal 20 hari pada saat pembentukan janin. Peneliti lainnya, Minshew menemukan bahwa pada anak yang terkena autisme bagian otak yang mengendalikan pusat memory dan emosi menjadi lebih kecil dari pada anak normal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gangguan perkembangan otak telah terjadi pada semester ketiga saat kehamilan atau pada saat kelahiran bayi.

Karin Nelson, ahli neorology Amerika mengadakan menyelidiki terhadap protein otak dari contoh darah bayi yang baru lahir. Empat sampel protein dari bayi normal mempunyai kadar protein yang kecil tetapi empat sampel berikutnya mempunyai kadar protein tinggi yang kemudian ditemukan bahwa bayi dengan kadar protein otak tinggi ini berkembang menjadi autis dan keterbelakangan mental. Nelson menyimpulkan autisme terjadi sebelum kelahiran bayi.

Saat ini, para pakar kesehatan di negara besar semakin menaruh perhatian terhadap kelainan autis pada anak. Sehingga penelitian terhadap autism semakin pesat dan berkembang. Sebelumnya, kelainan autis hanya dianggap sebagai akibat dari perlakuan orang tua yang otoriter terhadap anaknya. Kemajuan teknologi memungkinkan untuk melakukan penelitian mengenai penyebab autis secara genetik, neuroimunologi dan metabolik. Pada bulan Mei 2000 para peneliti di Amerika menemukan adanya tumpukan protein didalam otak bayi yang baru lahir yang kemudian bayi tersebut berkembang menjadi anak autisme. Temuan ini mungkin dapat menjadi kunci dalam menemukan penyebab utama autis sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahannya.

Autis adalah suatu gangguan perkembangan seseorang yang dialami sejak lahir ataupun sejak masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk interaksi sosial atau komunikasi yang normal dan kemampuan berbahasa. Autis biasanya terjadi pada saat balita dan adapula yang terjadi saat dewasa .

Pada umumnya seseorang yang terkena penyakit autis tidak respon terhadap rangsangan-rangsangan dari kelima panca indranya. Seorang penderita autis biasanya sulit untuk berinteraksi dengan siapapun dan lebih suka menyendiri daripada bermain dengan teman sebayanya. Ia lebih sering memainkan sesuatu dengan memutar-mutarkan benda yang dimainkan, bermain sendiri dipojokan sambil menyusun benda-benda yang berbentuk lingkaran(botol,kaleng), senang tertawa sendiri dan bertepuk-tepuk tangan sendiri walaupun dalam keadaan tenang, senang berlari-lari sendiri di dalam ruangan, sering merasa ketakutan yang luar biasa padahal tidak ada apa-apa, selalu menggelengkan kepala dalam keadaan apapapun dan terkadang berhenti sendiri apabila telah menemukan kegiatan yang lain, sering berperilaku membahayakan(memukul kepala, memukul tembok, membentur-benturkan kepala ke tembok), sering mengulangi gerakan-gerakan yang sudah dilakukan dan tidak memiliki rasa takut dari segala bahaya. Si penderita lebih senang pada keadaan yang tidak wajar, seperti; senang pada suara-suara yang bising, makanan yang tidak enak, senang memainkan jari tangan di dekat mata dengan jarak yang sangat dekat, suka pada tekstur-tekstur yang aneh, bahkan bau yang tidak sedap. Pada bayi terlihat apabila bayi tersebut terkena autis tangannya akan menggenggam terus-menerus. Penyebab pada setiap penderita autis berbeda-beda. Penyebabnya bisa dari gen, himerosal dalam vaksin, virus vaksin, keracunan logam berat, alergi terutama gluten dan kasein, sistem imun tubuh, dan sebagainya.