Jumat, 22 April 2011

Artikel Tentang Penyakit Autis

Beberapa teori yang didasari beberapa penelitian ilmiah telah dikemukakan untuk mencari penyebab dan proses terjadinya autis. Beberapa teori penyebab autis adalah : teori kelebihan Opioid, teori Gulten-Casein (celiac), Genetik (heriditer), teori kolokistokinin, teori oksitosin Dan Vasopressin, teori metilation, teori Imunitas, teori Autoimun dan Alergi makanan, teori Zat darah penyerang kuman ke Myelin Protein Basis dasar, teori Infeksi karena virus Vaksinasi, teori Sekretin, teori kelainan saluran cerna (Hipermeabilitas Intestinal/Leaky Gut), teori paparan Aspartame, teori kekurangan Vitamin, mineral nutrisi tertentu dan teori orphanin Protein: Orphanin.

Walaupun paparan logam berat (air raksa) terjadi pada setiap anak, namun hanya sebagian kecil saja yang mengalami gejala autism. Hal ini mungkin berkaitan dengan teori genetik, salah satunya berkaitan dengan teori Metalotionin. Beberapa penelitian anak autism tampaknya didapatkan ditemukan adanya gangguan netabolisme metalotionin. Metalotionon adalah merupakan sistem yang utama yang dimiliki oleh tubuh dalam mendetoksifikasi air raksa, timbal dan logam berat lainnya. Setiap logam berat memiliki afinitas yang berbeda terhada metalotionin. Berdasarkan afinitas tersebut air raksa memiliki afinitas yang paling kuar dengan terhadam metalotianin dibandingkan logam berat lainnya seperti tenbaga, perak atau zinc.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilaporkan para ahli menunjukkan bahwa gangguan metalotianin disebabkan oleh beberapa hal di antaranya adalah : defisiensi Zinc, jumlah logam berat yang berlebihan, defisiensi sistein, malfungsi regulasi element Logam dan kelainan genetik, antara lain pada gen pembentuk netalotianin

Banyak ahli melakukan penelitian dan menyatakan bahwa bibit autis telah ada jauh hari sebelum bayi dilahirkan bahkan sebelum vaksinasi dilakukan. Kelainan ini dikonfirmasikan dalam hasil pengamatan beberapa keluarga melalui gen autisme. Patricia Rodier, ahli embrio dari Amerika bahwa korelasi antara autisme dan cacat lahir yang disebabkan oleh thalidomide menyimpulkan bahwa kerusakan jaringan otak dapat terjadi paling awal 20 hari pada saat pembentukan janin. Peneliti lainnya, Minshew menemukan bahwa pada anak yang terkena autisme bagian otak yang mengendalikan pusat memory dan emosi menjadi lebih kecil dari pada anak normal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gangguan perkembangan otak telah terjadi pada semester ketiga saat kehamilan atau pada saat kelahiran bayi.

Karin Nelson, ahli neorology Amerika mengadakan menyelidiki terhadap protein otak dari contoh darah bayi yang baru lahir. Empat sampel protein dari bayi normal mempunyai kadar protein yang kecil tetapi empat sampel berikutnya mempunyai kadar protein tinggi yang kemudian ditemukan bahwa bayi dengan kadar protein otak tinggi ini berkembang menjadi autis dan keterbelakangan mental. Nelson menyimpulkan autisme terjadi sebelum kelahiran bayi.

Saat ini, para pakar kesehatan di negara besar semakin menaruh perhatian terhadap kelainan autis pada anak. Sehingga penelitian terhadap autism semakin pesat dan berkembang. Sebelumnya, kelainan autis hanya dianggap sebagai akibat dari perlakuan orang tua yang otoriter terhadap anaknya. Kemajuan teknologi memungkinkan untuk melakukan penelitian mengenai penyebab autis secara genetik, neuroimunologi dan metabolik. Pada bulan Mei 2000 para peneliti di Amerika menemukan adanya tumpukan protein didalam otak bayi yang baru lahir yang kemudian bayi tersebut berkembang menjadi anak autisme. Temuan ini mungkin dapat menjadi kunci dalam menemukan penyebab utama autis sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahannya.

Autis adalah suatu gangguan perkembangan seseorang yang dialami sejak lahir ataupun sejak masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk interaksi sosial atau komunikasi yang normal dan kemampuan berbahasa. Autis biasanya terjadi pada saat balita dan adapula yang terjadi saat dewasa .

Pada umumnya seseorang yang terkena penyakit autis tidak respon terhadap rangsangan-rangsangan dari kelima panca indranya. Seorang penderita autis biasanya sulit untuk berinteraksi dengan siapapun dan lebih suka menyendiri daripada bermain dengan teman sebayanya. Ia lebih sering memainkan sesuatu dengan memutar-mutarkan benda yang dimainkan, bermain sendiri dipojokan sambil menyusun benda-benda yang berbentuk lingkaran(botol,kaleng), senang tertawa sendiri dan bertepuk-tepuk tangan sendiri walaupun dalam keadaan tenang, senang berlari-lari sendiri di dalam ruangan, sering merasa ketakutan yang luar biasa padahal tidak ada apa-apa, selalu menggelengkan kepala dalam keadaan apapapun dan terkadang berhenti sendiri apabila telah menemukan kegiatan yang lain, sering berperilaku membahayakan(memukul kepala, memukul tembok, membentur-benturkan kepala ke tembok), sering mengulangi gerakan-gerakan yang sudah dilakukan dan tidak memiliki rasa takut dari segala bahaya. Si penderita lebih senang pada keadaan yang tidak wajar, seperti; senang pada suara-suara yang bising, makanan yang tidak enak, senang memainkan jari tangan di dekat mata dengan jarak yang sangat dekat, suka pada tekstur-tekstur yang aneh, bahkan bau yang tidak sedap. Pada bayi terlihat apabila bayi tersebut terkena autis tangannya akan menggenggam terus-menerus. Penyebab pada setiap penderita autis berbeda-beda. Penyebabnya bisa dari gen, himerosal dalam vaksin, virus vaksin, keracunan logam berat, alergi terutama gluten dan kasein, sistem imun tubuh, dan sebagainya.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, dan memberikan kritik serta saran :