"Orang pintar belum tentu beruntung".
Itulah pepatah orang Jawa yang sering kita dengar selama ini. Maksud dari
pepatah tersebut adalah sepintar apapun orang pasti lebih kalah dengan orang
beruntung dan orang yang prihatin. Atau seperti halnya pepatah "sepandai-pandai
tupai melompat, akhirnya jatuh juga". Maksud dari pepatah tersebut adalah
sepandai-pandai manusia pasti ada kelemahannya, Allah SWT menciptakan manusia
ada kekurangannya, walaupun dapat tertutupi oleh kepintarannya.
Nah, sekarang Anda memilih pintar (pinter) atau
beruntung (bejo)??
Orang yang pintar apapun dengan tidak dibarengi
laku prihatin, tidak akan seberuntung orang bejo. Orang yang beruntung banyak
sekali laku prihatin yang dilakukan, mulai dari puasa, sesirih, bertapa, dll.
Orang pintar juga ada yang beruntung, tetapi hanya beberapa persen. Kebanyakan
orang pintar itu melakukan prihatin sejalan dengan aktivitas sehari-harinya.
Banyak orang yang sekarang merasa dirinya paling pintar atau paling jago,
tetapi suatu saat entah ia dewasa atau tua pasti akan mengalami hal yang tidak
seberuntung orang bejo.
Laku prihatin itu penting dilakukan dalam
kehidupan. Laku prihatin adalah salah satu cara pendekatan diri kepada Sang
Pencipta agar memperoleh derajad ilmu yang lebih tinggi, dapat mengendalikan
emosi, mengendalikan hawa nafsu, menjadi lebih arif bijaksana, memaksimalkan
energi yang telah dikuasainya, dan lebih peka terhadap sesuatu baik atau buruk
yang secara tersirat atau tersurat. Dalam memaknai atau menjalankan laku
prihatin sangatlah berat, kita harus mampu mempertahankan jati diri sendiri.
Kebanyakan orang, sekarang laku prihatin sudahlan
tidak perlu, atau bahkan sudah ditinggalkan. Ada yang berkata "Untuk apa
prihatin?? (Nggo ngopo prihatin??), Prihatin masih jaman?? (Isih jaman
prihatin??) atau yang lainnya. Salah kaprah yang mereka pikirkan sekarang.
Prihatin dapat membentuk jati diri, apakah Anda sudah puas dengan kehidupan
sekarang?? coba Anda pikirkan, Anda hidup darimana? Bukankah dari kedua Orang
tua Anda?? Ibu Anda juga prihatin selama 9 bulan 10 hari untuk mengeluarkan
Anda dari rahim ke dunia ini. Apa balas budi Anda kepada kedua orang tua Anda?
selain memberikan hal-hal yang terbaik?? Prihatin bukan?? Kepuasan duniawi seakan
membodohi kita, kita melupakan laku prihatin.
Agama Islam masuk ke pulau Jawa juga
berasal dari laku prihatin para Wali Songo. Wali Songo berjuang keras syi'ar
agama Islam agar dapat diterima masyarakat Jawa. Mulai dari dakwah di masjid,
melalui dakwah dengan wayang, melalui dakwah dengan gamelan, melalui lagu
macapat, dll. Orang jawa yang kebanyakan memiliki aliran kepercayaan dan
beragama Hindu sulit untuk menerima agama Islam, tetapi lama kelamaan dapat
menerima agama Islam berkat kerja keras Wali Songo.
Bersambung.... :)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, dan memberikan kritik serta saran :