Paragraf
Narasi
Paragraf
Narasi merupakan salah satu jenis paragraf
yang mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu.
Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita.
Ciri-ciri Paragraf Narasi:
1. Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
2. Dirangkai dalam urutan waktu.
3. Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
4. Ada konfiks.
Contoh
Paragraf Narasi :
Liburan
sekolah beberapa tahun yang lalu, saya dan ibu pergi ke Pontianak. Pontianak
merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Barat.
Di Pontianak, banyak sekali keunikan dan tempat menarik yang merupakan ciri khas Kota Pontianak. Perjalanan kurang lebih 2 jam dengan menggunakan pesawat. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Sintawang. Waktu tempuh menuju Sintawang kurang lebih sembilan jam dari Pontianak jika menggunakan mobil. daerah ini terkenal sebagai penghasil tenun ikat. Motif tenun ikatnya sangat unik dan coraknya sangat khas Kalimantan Barat. Harga tenun ikat ini tergolong mahal, tergantung motif dan bahannya. Harganya bisa mencapai ratusan ribu, bahkan jutaan Rupiah.
Di Pontianak, banyak sekali keunikan dan tempat menarik yang merupakan ciri khas Kota Pontianak. Perjalanan kurang lebih 2 jam dengan menggunakan pesawat. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Sintawang. Waktu tempuh menuju Sintawang kurang lebih sembilan jam dari Pontianak jika menggunakan mobil. daerah ini terkenal sebagai penghasil tenun ikat. Motif tenun ikatnya sangat unik dan coraknya sangat khas Kalimantan Barat. Harga tenun ikat ini tergolong mahal, tergantung motif dan bahannya. Harganya bisa mencapai ratusan ribu, bahkan jutaan Rupiah.
Paragraf
Deskripsi
Paragraf Deskripsi adalah salah satu jenis karangan yang
melukiskan suatu objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca
dapat melihat, mendengar, merasakan, mencium secara imajinatif apa yang
dilihat, didengar, dirasakan, dan dicium oleh penulis tentang objek yang
dimaksud.
Ciri-ciri Paragraf Deskriptif:
1.
Menggambarkan atau melukiskan suatu
benda, tempat, atau suasana tertentu.
2.
Penggambaran dilakukan dengan melibatkan
panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
3.
Bertujuan agar pembaca seolah-olah
melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.
4.
Menjelaskan ciri-ciri objek seperti
warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.
Contoh Paragraf Deskripsi:
Gadis kecil itu. Ia
terus memandangi lautan yang biru. Gulungan riak-riak kecil tak membuatnya
bergeming. Hembusan hawa pantai nan panas, tak membuat matanya beralih dari
laut. Air pantai terus menyapu lembut kulit kakinya. Deburan suara ombak
mengisiki telinganya. Hari itu langit tak berawan. Ia terus memandangi laut.
Laut yang semakin biru sampai ambang cakrawala.Ia memandangi nelayan yang
tengah menepi. Memandangi pulau kecil nan jauh di seberang sana. Ia benci laut!
Gadis itu benci laut, karena di sanalah kedua orang tuanya meninggal.
Paragraf
Eksposisi
Paragraf
Eksposisi : Menjelaskan atau memaparkan tentang
sesuatu dengan tujuan memberi informasi dan menambah wawasan.
Ciri-ciri Paragraf Eksposisi:
1. Memaparkan definisi (pengertian).
2. Memaparkan langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu
kegiatan.
3.
Gaya penulisannya bersifat imformatif.
4.
Paragraf eksposisi umumnya menjawab
pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.
Contoh
Paragraf Eksposisi
Parangtritis
adalah nama desa di kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di
desa ini terdapat pantai Samudera Hindia yang terletak kurang lebih 25 km
sebelah selatan kota Yogyakarta. Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup
terkenal di Yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup,
Krakal dan Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak
terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya
gunung-gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa
disebut gumuk. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan
cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan
souvenir khas Parangtritis. Selain itu ada pemandian yang disebut parang wedang
konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya
penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal
dari pengunungan di lokasi tersebut. Air panas dari parang wedang dialirkan ke
pantai parangtritis untuk bilas setelah bermain pasir dan juga mengairi kolam
kecil bermain anak-anak. Di Parangtritis ada juga ATV, kereta kuda & kuda
yang dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat. Selain itu juga
parangtritis sebagai tempat untuk olahraga aeromodeling.
Paragraf
Argumentasi
Paragraf
argumentasi adalah sebuah paragraf
yang menjelaskan pendapat dengan berbagai keterangan dan alasan. Hal ini
dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca. Selain itu, paragraf tersebut dikembangkan
dengan pola pengembangan sebab akibat. Hubungan sebab akibat mula-mula bertolak
dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui, kemudian
bergerak maju menuju suatu kesimpulan sebagai efek atau akibat. Efek yang
muncul dapat berupa efek tunggal dan efek jamak (bersama-sama).
Ciri-ciri Paragraf Argumentasi:
1. Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin.
2. Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan
lain-lain.
3. Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
4. Penutup berisi kesimpulan.
Contoh
Paragraf Argumentasi
Pendidikan
gratis hanya janji yang bergema luas saat kampanye dan pemilihan pimpinan
daerah maupun pusat. Saat pemilihan usai akan lain ceritanya. Anak-anak miskin
di kota, desa, dan pedalaman tetap mengalami kesulitan untuk mengakses
pendidikan yang layak. Di perkotaan sekolah berlomba-lomba meningkatkan sarana
dan prasaran dengan jalan menaikkan pungutan dengan dalil sumbangan pendidikan,
uang gedung, dan lain-lain karena biasanya masyarakat perkotaan lebih memilih
sekolah yang mempunyai sarana pendidikan yang baik sehingga mereka tidak akan
segan untuk membayar mahal demi memberikan pendidikan yang terbaik bagi
anak-anak mereka. Sebaliknya di pinggiran kota, pedesaan, dan pedalaman,
sekolah tidak bisa mengenakan pungutan kepada orang tua siswa karena tidak ada
lagi yang bisa dipungut dari masyarakat. Para siswa harus puas dengan kondisi
fasilitas pendidikan yang jauh dari kata layak.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, dan memberikan kritik serta saran :